FILUM ANNELIDA
I.
Pendahuluan
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran
darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali.
Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem
syaraf terdapat pada bagian ventral.
Telah diketemukan 7.000 species yang hidup di air tawar, laut dan tanah.
Contoh annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah,
makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur
adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan
yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah. Karena hidup di dalam
tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah
diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan
kandungan humus tanah.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ
(misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti
saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau
coelem.Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm
tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah
karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida
yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik
penghisap dikedua ujung badanya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk
melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan
untuk menghisap darah.
Annelida adalah filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, dengan
sekitar 15.000 spesies modern, antara lain cacing tanah dan lintah. Filum ini
ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air tawar dan di laut.
Panjang anggotanya mulai dari dibawah satu milimeter sampai tiga meter. Filum
ini dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan
Hirudenia.
II.
Defenisi
Annelida berarti “cincin” kecil dan tubuh bersegmen yang mirip dengan
serangkaian cincin yang menyatu merupakan ciri khas cacing filum Annelida.
Terdapat sekitar 15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya berkisar antara
kurang darti 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah Australia. Anggota filum
Annelida hidup di laut , dan sebagian habitat air tawar, dan tanah lembab, kita
dapat menjelaskan anatomi filum Annelida menggunakan anggota filum yang
terkenal, yaitu cacing tanah.
III.
Ciri-ciri
Filum Annelida merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang memiliki
tubuh memanjang, simeffi bilatiral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi
kutikula. Dinding tubuh dilengkapi otot. Memiliki prostomium dan sistem
sirkulasi. Saluran pencernaan lengkap. Sistem ekskresi sepasang nephridia di
setiap segmen. Sistem syaraf tangga tali. Sistam respirasi terdapat pada
epidermis. Reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya trokofor/veliger.
Kebanyakan untuk cacing Annelida hidup akuatik di laut dan terestrial di
air tawar atau darat. Filum Annelida dibagi menjadi kelas Polychaeta,
Oligochaeta, dan Hirudinea. pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada
segmentasi tubuh. seta, parapodium, sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap,
dan sistem reproduksi’ Kelas iotyct aetu dibagi menjadi kelompok Errantia dan
Sedentaria didasarkan pada kesempurnaan bentuk parapodium, siri, ada tidaknya
rahang, probosis, bentuk segmen’ aan letat insang.
Kelas Oligochaeta dibagi menjadi ordo Plesiopora, Prosotheca, Prosopora,
dan Opisthopora berdasarkan alat ekskresi, letak gonofor, dan letak spermateka.
Kelas girudinea dibagi menjadi ordo Acanthobdellida, Rhynchobdellida,
dnathobdellida, dan Erpobdellida berdasarkan ada tidaknya batil isap dan
probosis, serta septum pada segmen tubuh.
Beberapa hewan Annelida akuatik berenang untuk mencari makan, tetapi
sebagian bear tinggal di dasar dan bersarang di dalalm pasir dan endapan
lumpur, cacing tanah tentunya, merupakan pembentuk sarang dalam lubang.
Selom cacing tanah terpartisipasi oleh septa, tetapi saluran penvcernaan,
pembuluh darah, longitudinal, dan tali syaraf menembus septa itu dan memanjang
di sekujur tubuh hewan itu (pembuluh utama memiliki cabang bersegmen). Sistem
pencernaan memiliki beberapap daerah khusus : faring, esofagus, tembolok,
rempela , dan usus halus.
Pada masing-masing segmen cacing tersebut terdapat sepasang tabung
ekskretoris yang disebut metanefridia dengan corong bersilia, yang disebut
neftrostim yang mengeluarkan buangan dari darah dan cairan selomik.
Metanefridia akan bermuara ke pori-pori eksterior, dan buangan metabolisme
dikeluarkan melalui pori-pori tersebut.
IV.
Klasifikasi
Filum Annelida terbagai kedalam tiga kelas yaitu: 1) kelas oligochaeta
(cacing tanah dan kerabatnya), 2) kelas polychaeta, 3) kelas Hirudinea
(lintah).
1. Kelas oligochaeta
Kelas ini merupakan cacing bersegmen yang memiliki sedikit seta; oly =
sedikit. Anggotanya yang paling dikenal adalah cacing tanah, yaitu lumbricus
terrestis dan pheretimasp. Berukuran kecil dan banyak hidup di indonesia.
Cacing tanah dapat hidup di darat atau di air tawar. Tubuhnya bersegmen
dan memiliki sedikit seta. Semua anggota cacing tanah tidak memiliki parapodia.
Mereka bergerak dengan otot longitudinal dan otot sirkuler. Cacing tanah
memiliki 15 sampai 200 segmen. Pada segmen (somit) ke 32 hingga 37(pada
lumbricus) dan somit ke 10 hinnga ke 11 (pada pheretima) terdapat penebalan
kulit yang biasa di sebut klitelum atau sadel yang mentgandung kelenjar.
2. kelas polychaeta
Nama kelas polichaeta berasal dari kata poly = banyak, chaeta= rambut
atau seta. Jadi poichaeta berarti cacing yang memiliki banyak rambut. Habibat
cacing ini umunya ada di laut, cacing ini memiliki panjang tubu h sekitar 5
sampai 10 cm, dengan garis tengah sampai 10 mm. warna tubuh beraneka ragam.
Misalnya berwarna merah, merah muda, hijau atau warna campuran. Segmen-segmen
pada tubuh hampir sama. Pda setiap segmen terdapat seta dan sepasang parapodia
(kaki berdaging) yang berfungsi sebagai alat gerak.
3. kelas Hirudinea
Nama kelas hirudinea brasal dari kata hirudo yang berarti lintah. Hewan
ini hidup di air tawar , laut , dan darat. Tubuh lintah pipih dorsal ventral
dan permikaan tertutup oleh kutikula yang di sekresikan oleh epidermis. Lintah
tidak memiliki seta dan parapodia. Hewan ini memiliki dua alat isap : satu
bagian ujung anterior dan satu di ujung posterior (berukuran).
Lintah hidup sebagai ektoparasit temporer, yaitu hidup menepel sementara
pada menusia atau mamalia lainnya untuk mengisap darah. Cairan tubuh / darah
yang di isap di simpan di dalam tembolok. Lintah bersifat hemaprodit.
Mayoritas lintah hidup di air tawar, tetapi terdapat juga lintah darat
atau tanah yang bergerak melalui vegetasi lembap. Banyak lintah memakan
invertebrata lainnya, tetapi beberapa jenis lintah adalah parasit penyedot
darah yang makan secara menempel ke hewan lain secara temporer, dan termasuk
manusia.
Panjang lintah berkisar antara 1 sampai 30 cm. beberapa spesies parasit
menggunakan rahang yang mirip pisau untuk mengirirs kulit inang, sementara yang
lain mengekskresikan enzim yang mencerna suatu lubang melalui kulit.Inang
umumnya tidak sadar akan serangan ini karena lintah mengekresikan suatu
anestesia, setelah m,embuat sayatan , lintah mnsekresikan bahan kimia lainnya,
yaitu hirudin, yang fungsinya mempertahankan darah inang supaya tidak
menggumpal. Parasit itu kemudian menyedot darah sebanyak yang ia dapat tampung,
sering kali lebih seribu berat tubuhnya.
Setelah minum sebanyak itu,lintah itu bisa bertahan selama berbulan-bulan
tanpa makan, sampai abad lalu, lintah sering kali digunakan oleh dikter untuk
mengambil darah. Lintah masih tetap di gunakan untuk mengobati jaringan yang
memar dan untukmerangsang sirkulasi darah ke jari tangan atau kaki yang telah
di jahit kembali setelah kecelakaan.
Anggota kelompok hewan ini meliputi lintah dan pacet. Hirudo medicinalis
(lintah), dapat menghasilkan zat hirudin dan banyak di Eropa dan Amerika.
Haemadispa zeylanica (pacet), banyak hidup di asia tenggara. Hirudinaria
javanica, disebut juga lintah kuning.
V.
Peranan
Peranan Platyhelminthes dalam kehidupan
:
a.
Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan tanah dan
membantu aerasi tanah.
b. Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan
msayarakat di daerah tertentu dijadikan sebagai makanan.
c.
Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat
antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.
VI.
Cara Reproduksi
Cacing
tanah adalah hewan hemafrodit, tetapi hewan ini melakukan pembuahan silang. Du
cacing tantah kawin dengan cara mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga
mereka dapat mempertukarkan sperma, dan kemudian mereka akan memisah, sel
sperma yang diterima disimpan secara tenporer sementara suatu organ khusus,
atau klitelu, mansekresika kepompong yang seperti mukus, kepompong bergeser di
sepanjang tubuh cacing dan memungut telur dan kemudian sperma yang tadi
disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari kepal cacing dan tinggal dalam
tanah tersebut dam kemudian embrio dapat berkembang. Beberpqa cacing tanah
dapat juga bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi yang di ikuti
dengan regenersi.
( Dari
Berbagai Sumber )